Rabu, 04 Februari 2009

Episode cinta aktivis

Saudaraku aku hendak berkisah padamu tolong simaklah dengan baik, siapa tahu dengan kisah ini semoga lebih meneguhkanmu dalam terjalnya jalan dakwah ini. Kisah ini adalah kisah nyata dari orang yang sangat dekat denganku. Kisah ini bermula ketika saudara kita ini sedang lagi semangat-semangatnya berdakwah, mencoba melabuhkan hidup pada aktivitas membangun peradaban, walaupun dengan kontribusi yang kecil sesuai dengan kemampuannya. Dalam sebuah kesempatan, beliau di amanahi sebagai seorang ketua departemen pengkaderan sebuah lembaga dakwah di fakultasnya, walaupun dengan agak berat hati dalam menerima amanah ini karena merasa belum layak, saudara kita ini tetap menjadi aktivis yang cepat belajar dan dapat di jadikan teladan bagi staf-stafnya di departemen tersebut, karena kesigapannya dalam bergerak dan menjalankan setiap program kerja departemennya tanpa ada keluhan, yang ada hanyalah kerja keras dan ketekunan membangun sebuah miniatur peradaban baru dalam ruang lingkup hidupnya.

Hari-hari yang ia lewati adalah hari-hari keras dengan segala tantangan dakwah yang kian terpampang di depan, hingga suatu waktu dengan inisiatif beliau juga, karena melihat kader yang terekrut belumlah sesuai dengan target tahunan organisasi maka saudara kita ini mengajak beberapa lembaga dakwah se fikrah dari fakultas lain untuk mengadakan acara bareng guna melakukan perekrutan anggota baru. Dan gayungpun di sambut dan disepakatilah hari pembentukan kepanitiaan. Setiap Fakultas telah mengirimkan masing-masing perwakilannya, dan dari fakultasnya beliau sendirilah yang maju dengan di bantu seorang staf. Pembentukan kepanitian begitu lancar dan beliau di amanahi sebagai seorang ketua seksi acara, dengan ketua panitia dari fakultas yang lain. Rapat-rapat awal panitia memang berjalan cukup lancar dan belum ada hambatan yang berarti. Tetapi rapat-rapat ketiga, keempat adalah rapat yang payah karena hampir seluruh panitia perwakilan masing-masing fakultas ini sibuk dengan amanah di fakultasnya, padahal waktu persiapan yang ada tersisa cuma beberapa pekan. Dan praktis hanya saudara kita ini saja yang mau bergerak, mencoba menghubungi anggota panitia yang lain, kerana ketua panitianya pun ternyata masih sakit. Orang pertama yang coba di ajak berdiskusi menyelesaikan masalah ini adalah sekretaris kepenitiaan rekrutmen, tetapi naas sang sekretaris pun lagi tidak semangat karena yang bergerak hanya satu dua orang saja padahal seluruh hal yang berkaitan dengan rekrutmen adalah tanggung jawab seluruh fakultas yang ada. Dengan kata-kata yang sabar saudara kita ini mencoba mengingatkan sang sekretaris, bahwa bila seluruh panitia berpikiran sama seperti sekretaris maka acara ini akan gagal, maka harus ada yang menjadi pioner dan mencoba menggerakkan kembali roda kepenitiaan ini, begitu argumen saudara kita. Dan benarlah dengan persiapan seadanya diajaklah kembali seluruh panitia untuk berkomitmen kembali dalam acara kepanitiaan ini. Dan dari sinilah awal mula kisah cinta itu bersemi.

Acara perekrutan sudah selesai dan syukur peserta memenuhi target, dan acarapun berlangsung cukup lancar, bahkan acara terakhir yakni simulasi aksipun cukup meriah.

Haripun berlalu dan sang al akh inipun kembali pada rutinitasnya, berdakwah, menjadi pementor di jurusannya, kuliah dan berusaha mencari maisyah tambahan buat mengurangi beban orang tuanya. Tetapi ada sebuah rutinitas baru dalam kesehariaannya, yakni mencoba tetap kontak dengan seluruh kepanitiaan acara perekrutan dan tidak lupa juga sang sekretaris panitia. Apakah untuk bertanya bagaimana pengkaderan di fakultas yang lain, mungkinkah bisa di buka kembali kran kerjasama untuk satu buah acara yang lain, tentunya dengan tetap menjaga adab-adab interaksi laiknya seorang aktivis dakwah.

Tetapi saudaraku, setan itu pandai berbisik halus sekali, tanpa di sadarai oleh saudara kita ini, sms yang di kirimpun sekarang tidak hanya sekadar tanya bagaimana kabar dakwah di fakultas yang lain tapi juga bertanya kabar lawan sms nya. Dan tanggapan dari lawan sms juga cukup positif, lha namanya juga tanya kabar masa tidak di jawab, dari sekadar tanya kabar lalu berlanjut tanya kegiatan akademik, lulusnya kapan, tanya cita-cita masa depan, dan setelah lulus mau kemana. Semuanya berlangsung sangat halus tanpa di sadari godaan iblis menelusup di setiap kata. Semuanya berlanjut, dan saudara kita ini telah berani mengirim sms bertanya apakah sudah makan belum, lagi capek ya, hari ini ada agenda apa, dan nikahnya kapan? Sudah ada calon belum, saya boleh daftar atau tidak dan seterusnya dan seterusnya

Aku tak ingin melanjutkannya karena aku yakin antum semua pasti bisa menebak bagaimana cerita itu berlanjut, dan terjadilah yang terjadi. Karena gayung telah tersambut maka terjadilah sebuah komitmen bahwa mereka akan berniat menikah kelak setelah sama-sama lulus kuliah. Hari baru telah datang, selamat tinggal jomblo, kata saudara kita dalam hati.

Ikhwah, doa seorang saudara itu sangat manjur apalagi persaudaraan yang di ikat oleh akidah. Begitupun amalan-amalan maknawi kita yang kadang tanpa ruh juga punya pengaruh yang luar biasa dalam pembentukan nurani kita. Begitulah cara Allah yang ingin mengembalikan sucinya jalan dakwah itu, bahwa dakwah itu tidak boleh terkotori oleh niatan-niatan buruk cinta semu duniawi. Dan sang al akh inipun mulai tersadar bahwa apa yang telah ia lakukan selama ini adalah sebuah kesalahan, ini bukan jalan yang telah di contohkan oleh para dai-da’i terdahulu. Tetapi setan juga bukan makhluk yang bodoh, dia selalu membisikkan apakah tidak boleh seorang dai jatuh cinta, jatuh cinta adalah sebuah fitrah. Toh kitapun tidak pernah bertemu secara langsung, berpegangan tangan, apalagi berboncengan, paling kita hanya sms saja dan paling banter telpon. Tetapi sekali lagi aku sampaikan kepadamu wahai aktivis dakwah, bahwa doa seorang saudara kepada saudara seiman itu sangat mugkin di kabulkan oleh Allah.

Langit pagi yang cerah telah datang dan keputusan telah di ambil, dengan segala kemantapan hati maka di ambillah sebuah keputusan ”pahit”, dengan segala keberanian maka di ungkapkanlah oleh saudara kita ini bahwa mereka harus putus, kalau memang jodoh pasti nanti juga di pertemukan oleh Allah dan kalau memang belum jodoh pasti Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Dan pecahlah tangis sang akhwat karena ikhwan yang diharapkan akan menjadi qowam bagi rumah tangganya kelak telah berpaling, dan jelas yang ada kini adalah kekecewaan sang akhwat karena merasa telah di khianati, juga kebencian yang dalam, seperti lagunya Roma Irama atau entah lagunya siapa mungkin antum yang lebih tahu, kau yang mulai, kau yang mengakhiri. Dan cerita baru telah mulai tertulis kembali, bahwa layar dakwah harus tetap terkembang dan tak takut terpaan angin. Dan aku pun yakin dengan sepenuh hati bahwa sang akhwat pasti juga kembali kepada lurusnya jalan dakwah. Karena begitulah fitrah seorang aktivis dakwah. Kalau saudaraku ingin tahu siapa sang ikhwan tadi, kapan-kapan saja aku ceritakan padamu, tapi jangan sekarang.

( di sarikan dari berbagai sumber )

Saudaraku satu hal yang harus kita catat bersama dan kita tanamkan dalam hati kita masing-masing, bahwa dakwah adalah sebuah pekerjaan yang agung, dakwah adalah sarana para rasul untuk menunjukkan umat dari tikungan jalan kesesatan kepada jalan kebenaran, maka sudah sepantasnyalah dakwah tidak boleh terkotori oleh para dainya sendiri, seperti halnya seorang dokter yang tidak mungkin memberikan penyakit kepada pasiennya. Karena sejak awal, tarbiyah (pembinaan) telah mengajarkan kepada kita bahwa cinta kepada yang menciptakan cinta adalah puncak tertinggi dari ekspektasi cinta itu sendiri, yang kedua adalah cinta kepada Rasul Nya, dan berikutnya adalah cinta kepada jihad dijalan Nya ( QS 9 : 24 )

Ikhwah betapa indah hidup yang kita jalani bila modal cinta kepada Sang Pemilik cinta telah kita raih seutuhnya, karena bila seluruh makhlukpun ingin mendatangkan keburukan bagimu, semuanya tidak akan tercapai tanpa IzinNya. Dan bila seluruh makhluk pun berhimpun untuk mendatangkan kebaikan kepadamu, maka hal itu tidak pula akan terjadi tanpa kehendakNya. Betapa mengagumkannya hidup kita, bila kita telah mendapatkan cintaNya.

Kepada seluruh ikhwan aku wasiatkan sebuah nasehat, jadilah ikhwan sejati, ikhwan yang tegas dalam berkata-kata, ikhwan yang amanah dalam setiap tanggung jawab yang di embannya, ikhwan yang kuat menjaga prinsip-prinsip dakwah, ikhwan yang tidak mudah goyah terhadap rayuan, ikhwan yang mampu menjaga diri dan martabatnya.

Dan kepada seluruh akhwat, aku mohon jagalah hijab kalian, kalian adalah ibu dari mujahid-mujahid perindu syurga, tempatkan rasa malu kalian dalam setiap aktivitas, jadilah akhwat yang tegas dalam berbicara, jadilah akhwat sejati dengan berpegang teguh pada tuntunan Quran dan Sunnah, jangan mudah tergoda oleh rayuan semu, dan hanya kepada Allah lah kita kembalikan setiap perbuatan kita

Wallahu A’lam

Dalam separuh waktu pkl 00.16 wib

Monggo Lanjut...

Sepucuk cinta di ujung senja



Mentari telah hilang sejak sore tadi

Dan aku hanya mampu terpekur disini

Menatap awan yang kian berarak meninggi

Berharap hujan turun lagi sore ini


Menghapus jejak yang kian berkabut

Dalam bayang hitam yang kian berkelabut

Menempuh separuh malam yang suram

Dalam bayang-bayang hitam


Apakah dunia ini memang ada?

Ataukah hanya sebatas fatamorgana?

Aku berharap ada oase dalam padang gersang

Menjalani hidup tanpa makna

Tersiksa


Meratap seolah cinta telah punah dan menjelma menjadi prahara



Monggo Lanjut...

Hidup Menggapai Langit, Menjejak Bumi

Perjalanan manusia adalah kumpulan-kumpulan peristiwa yang bila di rangkai akan menjadi kalung sejarah yang menakjubkan, itu bila manusia tersebut adalah seorang yang mengagumkan pula. karena entah di sadari atau tidak banyak dari manusia yang enggan untuk berbenah, memperbaiki apa yang ada dan terjadi dalam kehidupan kesehariaannya. sehingga manusia macam ini hidup tanpa arah tujuan yang jelas, mengalir bagaikan air, padahal air yang mengalir pun punya tujuan yang jelas yakni menghempaskan hidup pada luas samudra.
nah apakah orang-orang seperti inikah yang saat ini berada pada bumi yang semakin tua dan rapuh ini?? siapakah mereka?? mereka adalah saudara-saudara kita, orang-orang yang senantiasa berada di sekitar kita, atau jangan-jangan mereka itu adalah diri kita sendiri??
karena benturan aktivitas duniawi yang padat, aktivitas penat yang melelahkan, sehingga kita lupa menggariskan kembali kemana arah yang akan kita tuju dalam hidup ini.

Hidup adalah menggapai langit, artinya dalam hidup ini punyailah mimpi yang melangit, gantungkan cita-cita itu setinggi angkasa, tumbuhkan ekspektasi yang luar biasa dalam hidup kita.
Dan Hidup adalah Menjejak Bumi artinya setiap mimpi, cita-cita , keberhasilan yang kita raih harus kita bagi untuk orang-orang yang kita cintai, untuk masyarakat dan untuk umat manusia seluruhnya, karena apalah arti hidup kita bila kita hidup dalam kesendirian dan hidup kita tidak akan pernah berarti tanpa kehadiran orang-orang yang kita cintai, yang senantiasa memberikan semangat, dorongan ,meneguhkan kesabaran, dan memberikan apresiasi terhadap kegagalan dan keberhasilan kita.
Hidup, Menggapai Langit Menjejak Bumi Monggo Lanjut...

keep Istiqamah

Keep Istiqomah!!
Untuk menjawab pertanyaan ade, mas ingin bercerita terlebih dahulu.

Dulu mas punya seorang kenalan yang sangat dekat sekali dengan mas, dan alhamdulillah hingga sekarang pun orang ini juga masih keep contact dengan mas. Awal ceritanya adalah beliau ini punya latar belakang yang sangat mirip dengan mas bahkan bolehlah di katakan sama, berangkat dari anak nakal ketika menjadi seorang siswa di sekolah, rambutnya senantiasa gondrong, kerjaanya tawuran, dan setiap pulang sekolah pasti mampir ke warung untuk menghisap barang haram ( versi MUI ) meskipun bukan sabu tapi rokok sudah menjadi keseharian beliau ini. Hingga ketika kami sama-sama menjalani kehidupan kampus dengan segala karakteristiknya kami di benturkan dengan keadaaan yang sama sekali berbeda dengan kehidupan sekolah, dan kami di pertemukan oleh Allah dengan dakwah. Pelan tapi pasti beliau berangsur menjauhi kehidupan lamanya, mulai dari kesukaanya mengusili orang lain, malak, kebiasaan merokoknya juga sudah lama beliau kurangi bahkan memang berangsur-angsur beliau tinggalkan.
Tetapi bukan berarti perjalanan kami lancar dan tidak ada hambatan, karena analoginya orang mau berbuat jahat saja ada hambatannya apalagi mau berbuat baik penuh ketaatan kepadaNya, setan mana yang tidak akan menjadi batu penghalang bagi kami waktu itu. Dan dengan analogi yang sama pula, orang mau berbuat kejahatan ternyata butuh keberanian, apalagi kami yang menginginkan syurga maka keberanian juga harus menjadi bagian yang terinternalisasikan dalam diri kami. Dan kami tumbuh bersama dalam asuhan dakwah, dan alhamdulilah hingga saat ini, ya setidaknya hingga detik ini kami masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dakwah, meskipun kami juga tidak dapat menjamin bahwa kami akan hidup dan mati bersama dakwah yang mulia ini, tetapi kami sama-sama meiliki komitmen / iltizam bahwa kami dengan segala apa yang ada pada diri kami telah kami wakafkan bagi dakwah ini, dan semoga Allah berkenan memberikan keistiqamahan bagi kami, dan semoga kami di pertemukan kelak dalam jannahNya.
Adequ yang di Rahmati Allah SWT, banyak sekali contoh-contoh teladan orang-orang yang Allah anugerahkan padanya hidayah sehingga ditengah kegelisahan hidup yang kian tidak jelas seperti ini orang-orang tersebut dengan segala apa yang ada pada dirinya masih memegang teguh tali Dien ini, dan orang-ornag ini juga tidak akan pernah rela bila dakwah mulia yang ia cita-citakan ini di gadai dengan harta apapun yang ada di dunia ini. Atau dengan kedudakan yang semulia apapun di berikan padanya, maka orang-orang ini tidak akan pernah bergeming, mereka akan tetap berputar pada garis edar dakwahnya yang mulia. Dan itulah orang-orang yang telah Allah janjikan baginya syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai.
Tetapi ada juga orang yang setengah hati dalam dakwah ini, dakwah ia anggap sebagai rumah yang akan memberinya kenyamanan tempat tinggal, dakwah ia anggap sebagai kereta yang akan mengantar perjalanan jauhnya dan dakwah juga ia angggap sebagai kapal yang akan membawanya kepulau impian. Bila rumah yang ia inginkan adalah syurga, tempat yang ia tuju adalah jannahNya, dan pulau impian itu adalah Firdaus maka benarlah ia telah memilih dakwah dan masuk dalam gerbongnya yang penuh sesak oleh orang-orang yang kadang menjadikan dakwah hanya sekadar tempat bersandar ketika ia lelah, tempat bercerita ketka ia punya masalah, dan tempat menangis ketika ia bersedih, orang-orang macam ini menuntut lebih kepada dakwah, apa yang bisa dakwah berikan kepada dirinya, apa yang akan ia dapatkan dari dakwah yang di lakukannya, apakah ia akan mendapatkan harta yang melimpah, apakah ia akan mendapatkan kedudukaan yang tinggi, dan apakah ia akan mendapatkan istri atau suami yang cantik atau tampan. Maka tunggulah waktunya bahwa orang-orang seperti inilah yang pasti akan terlempar dari gerbong dakwah ini, Karena bila ia tidak membersamai dakwah maka dakwah akan membersamai orang lain yang lebih dalam cintanya kepada dakwah, lebih giat kerjanya, lebih ikhlas amalnya, lebih bersungguh-sungguh dalam perjuangannya, dan senatiasa bersabar dalam segala kondisi dan keadaan yang memang kadang tidak menyenangkan.
Dan yang harus kita ingat adeku, bahwa setiap kita bisa menjadi bagian dari salah satu kisah di atas, menjadi ornag-orang yang ikhlas dalam berdakwah dan senantiasa bertanya kepada dirinya sendiri apa yang telah aku berikan kepada dakwah. Atau kita menjadi bagian dari orang-orang yang menginginkan “bagian” dari dakwah ini berupa kedudukan, penghargaan , pujian, dan harta. Dan kita akan kecewa bila ternyata dakwah tidak pernah memberikan apa-apa yang kita inginkan, dan kita akan mundur dari dakwah ini, dan menambah daftar panjang orang-orang yang kecewa dengan dakwah. Mas yakin bahwa kita semuanya yang telah mewakafkan diri dalam dakwah ini tidak pernah terbersit dalam benak kita untuk berlari meninggalkan dakwah dan bergabung dalam gerombolan orang-orang bodoh yang tidak tahu betapa mengagumkannya jalan dakwah ini.
Dalam email ini mas tidak ingin mengajari ade tentang hal-hal teknis di lapangan dakwah, Karena hal-hal itu mudah sekali ade dapatkan dalam halaman-halaman buku, dalam majalah-majalah dakwah, dan mas yakin dengan sepenuh keyakinan bahwa masalah teknis itu sangat mudah sekali penyelesaiannya, meskipun kita memang harus berikhtiar dengan segal kemampuan yang kita miliki
Ajarilah mulai dari sekarang saudara-saudara kita tentang mimpi akherat, dengan panji-panji alquran bahwa dakwah adalah sebuah pekerjaan yang mulia, bahwa dakwah adalah sebuah jalan yang akan mengantarkan kita ke jannahNya, bahwa dakwah adalah sebuah kereta yang mampu melaju dengan kecepatan tinggi yang akan membawa kita pada stasiunNya. Ajarilah mereka tentang mimpi itu, maka mereka akan mencari jalan masing-masing untuk segera berbenah mencari jalan menuju kereta, mencari kendaraan untuk segera bertemu denganNya.
Wallahu Alam
Semarang, 03 Februari 2009 Pukul 01.45 WIB Monggo Lanjut...