Sabtu, 07 Februari 2009

Semangat Menuntut Ilmu

Kang Nur, kami lebih sering memanggilnya begitu dari pada memanggil dengan nama lengkapnya Nur Duha, Cahaya di waktu Duha, begitulah nama lengkap sahabat kami ini. Saya kenal dengan beliau waktu kami dulu satu sekiolah di Sekolah Dasar Negeri di kampung kami. Kang Nur adalah tipe anak yang pendiam dan jarang bergaul dengan teman-teman, tetapi meskipun begitu kami tetap menghormatinya karena beliau adalah anak yang bertanggung jawab, selain itu beliau juga adalah anak dari kiai di kampung kami. Tetapi perjalanan kebersamaan kami di sekolah dasar hanyalah sampai kelas 3, sepertinya entah karena ketidakmampuan Kang Nur dalam mengikuti pelajaran sekolah hingga guru-guru kami memutuskan Kang Nur harus tinggal kelas. Setelah itu setahu kami beliau berhenti sekolah formal.

Dunia terus berputar, 15 tahun kemudian oleh Allah kami di pertemukan dalam sebuah siang di tengah sawah. Waktu itu saya sedang perjalanan pulang ke kampung halaman karena sudah terlalu lama merantau, mengais rejeki di Kota Semarang. Kang Nur sedang memegang sebuah traktor ( alat pembajak sawah dengan mesin diesel sebagai penggeraknya) dan sedang mengolah sawah milik orang lain. Dan traktor tersebut juga milik orang lain tapi sekarang telah berpindah menjadi miliknya juga, karena traktor tersebut adalah milik mertuanya. Kami berbincang sebentar dan traktor akhirnya di pegang oleh anak buahnya. Ya beliau sekarang sudah mempunyai anak buah. Cerita punya cerita ternyata setelah beliau tidak naik kelas, oleh orang tuanya beliau di serahkan ke pondok pesanren tradisional di Kecamatan Wirosari sebuah daerah di Kabupten Grobogan Jawa Tengah. Dan hampir 5 tahun beliau menimba ilmu agama di sana, dan dengan tempaan yang sangat baik akhirnya beliau menjadi seorang yang sangat fahim ilmu agama dan termasuk menjadi rujukan di kampung kami. Dan akhirnya Allah pertemukan beliau dengan seorang bunga desa dan menikah. Tetapi hanya karena kerja keraslah yang akhirnya saya bisa melihatnya menjadi seperti itu sekarang ini. Dan begitulah buah dari semangat menuntut ilmu yang di imbangi dengan kerja keras, ketekunan juga tak lupa membangun kedekatan pada Allah Sang Pemilik Segalanya.

Anda yang saat ini punya kemampuan intelektual yang pas-pasan, tidak percaya diri dengan kemampuan otak kirinya, yang tidak di terima SPMB di perguruan tinggi favorit pilihan anda. Mulai sekarang jangan pernah berkeluh kesah lagi, jangan pernah meratapi nasib yang tidak mempertemukan Anda dengan pendidikan formal yang Anda idam-idamkan,. Tapi yakinlah bahwa Allah masih punya rencana yang terbaik untuk Anda. Tetapi rencana itu tidak bisa datang begitu saja di hadapan Anda, Anda harus mau berjalan untuk menjemputnya, bahkan kalau perlu berlari untuk merengkuhnya. Ilmu tidak harus di dapatkan dari pendidikan formal saja, masih banyak madarasah-madarasah ilmu yang lain, masih banyak sumur-sumur pengetahuan yang bisa anda timba, dengan membaca buku, mendengarkan ceramah di radio dan televisi ataupun mengikuti seminar-seminar, dan bahkan belajar langsung dari lapangan kehidupan, yang sejatinya di sanalah guru yang sejati bagi kita semuanya.

Dan semuanya akan berpulang kepada kita masing-masing, seberapa tangguh kita mengejar ketertinggalan yang ada, apakah kita hanya akan menjadi pecundang yang senantiasa meratapi nasib? Ataukah kita akan menjadi jiwa-jiwa baru yang mampu menggentarkan kemalasan, meluluh-lantakkan kepenatan dan merubahnya menjadi ruh-ruh semangat yang senantiasa berkobar menggapai asa dan mimpi kita.

Wallahu a’lam

Semarang, 05 Februari 2009 pukul 14.33 WIB

Monggo Lanjut...