Jumat, 09 Desember 2011

Bertemu Dengan “Sang Pemahat”

Dalam film Rambo III yang bercerita betapa “hebatnya” Rambo “mengahajar” pasukan Rusia di Afghanistan ada sebuah dialog yang menarik perhatian saya. Diawal film Jhon Rambo yang di perankan oleh Silvestre Stallone sudah enggan berperang dan keluar dari kancah peperangan dan memilih tinggal di sebuah kuil dan ikut bekerja dalam proyek pembangunan kuil. Pada saat itulah mantan Komandan atau Kaptennya mendatangi Rambo dan mengajaknya kembali berperang di Afghanistan. Dalam dialog itulah terselip sebuah cerita menarik bagi saya. Dahulu kala ada seorang pemahat yang sangat terkenal dan hasil pahatannya sangat bagus. Suatu ketika Sang Pemahat ini kedatangan seorang tamu yang sangat mengagumi hasil pahatan Sang Pemahat. “hasil pahatan anda sangat bagus sekali” kata sang tamu. “bagaimana Anda melakukannya?” lanjutnya. “ohh maaf sebenarnya bukan saya yang menciptakan sebuah pahatan yang bagus, tetapi dari awalnya memang saya menemukan sebuah bahan yang bagus, tugas saya hanya menyingkirkan srempilan-srempilan kecil yang ada di sekeliling bahan pahatan itu, jadi bukan saya yang membuat sebuah pahatan bagus, tetapi dirinya sendirilah yang membuatnya” jawab sang pemahat.
Anda penasaran dengan lanjutan dialog di film tersebut? Mohon maaf saya belum bisa menceritakannya dengan detail disini, saran saya adalah silahkan anda menontonnya sendiri, hehe. Tetapi yang ingin saya bagi di tulisan ini adalah sesungguhnya setiap kita adalah bahan-bahan pahatan yang memang sudah memiliki potensi yang luar biasa dari sananya, memiliki keunikan yang khas yang di anugerahkan oleh Tuhan, ya setiap manusia, setiap kita pasti memiliki kekhasan yang unik yang tidak dimiliki oleh orang lain. Pertanyaannya adalah apakah hingga hari ini kita sudah mengetahui keunikan potensi yang kita miliki? Dan apakah kita sudah menyingkirkan srempilan-srempilan kecil di pinggir-pinggirnya kemudian kita poles sehingga potensi terseebut menjadi sebuah daya ledak yang luar biasa bila kita gunakan dalam bekerja dan berkarya bagi kemanusiaan.
Tatkala kita hingga hari ini masih mengerjakan aktivitas atau pekerjaan yang bisa jadi bukan potensi terbaik yang kita miliki maka tunggulah saja masa bosan itu, pasti akan kau temui masa malas itu, pengen keluar dari pekerjaan akan menantimu. Tetapi bila memang hinga hari ini Anda masih dalam proses pencarian apa potensi terbaik yang Anda miliki, maka minimal ada 2 hal yang musti Anda lakukan. Yang pertama adalah Anda harus segera menemukan guru “Sang Pemahat” yang biasanya memang lebih tahu apa potensi terbaik yang Anda miliki. Segera temui dia, sampaikan minat Anda kepadanya, ceritakan mimpi-mimpi apa yang ingin Anda capai, tuturkan harapan-harapan besar apa yang ingin Anda raih. Niscaya “ Sang Pemahat” akan memberikan jalan keluar bagi Anda. Kenapa Anda butuh guru? Coba jawab pertanyaan saya dulu, kenapa Muhammad Ali, seorang petin ju legendaris memiliki pelatih? Padahal bila Sang Pelatih bertanding dengan Muhammad Ali, Sang Pelatih pastilah kalah. Kenapa? Jawab sendiri ya.
Yang kedua yang harus segera Anda lakukan adalah anda musti segera menebar benih-benih kerja keras pada lahan potensi yang Anda miliki sekarang. Karena semakin lama Anda menunggu menanam benih tersebut maka semakin lama juga masa panen yang akan Anda tuai. Tatkala Anda bekerja pada lahan potensi yang Anda senangi niscaya rasa capek itu akan kalah dengan harapan Anda, rasa lelah itu akan musnah dengan impian Anda, rasa kesal itu akan luluh dengan cita-cita yang ingin Anda raih di masa depan.
Sesungguhnya tugas kita hanyalah bekerja keras, memilki sumur kesabaran yang dalam dan tetap berharap pada Tuhan akan masa depan kita. Ya hanya itu.
Finish @terminal 3B Bandara Soetta Jumat yang hebat 9 Desember 2011 pukul 07.44 WIB Monggo Lanjut...